Istilah Karaton, Keraton, atau Kraton berasal dari
kata ka-ratua-an yang berarti tempat
tinggal raja atau ratu. Sedangkan Kedhaton atau Kedhaton berasal dari kata ka-dhatu-an yang artinya tempat tinggal
raja atau ratu. Sedangkan arti secara luasnya adalah lingkunagn seluruh
struktur dan bangunan wilayah keraton mengandung arti tertentu yang berkaitan
dengan salah satu pandangan hidup Jawa yang sangat esensial yaitu Sangkan Paraning Dumandi (dari mana
asalnya manusia dan ke mana akhirnya manusia setelah mati).
Secara garis besar, Keraton Yogyakarta memanjang
sepanjang 5 KM dari Panggung Krapyak hingga Tugu Kraton terdapat garis linier
dualisme terbalik yang bisa dibaca secara filosofis.
Dari arah selatan ke utara mulai dari Panggung
Krapyak melambangkan arti proses terjadinya manusia. Mulai kerika masih berada
di alam arwah sampai hadir ke dunia lantaran bapak dan ibu. Kraton melambangkan
badan jasmani manusia, sedangkan Raja atau Sultan adalah lambang jiwa sejati
yang hadir ke dalam badan jasmani.
Dari arah utara ke selatan melambangkan proses
perjalanan manusia pulang kehadirat Tuhan sebagai asal dari segala apa yang
ada. Oleh karena itu sebutan Sangkan
Paraning Dumandi adalah sebutan lain untuk Tuhab dakam pandangan hidup
Jawa. Panggung Krapyak adalah tempat tinggalnya manusia secara esensial di sisi
Tuhan sebagai tempat yang tinggi.
Gambaran sederhana adalah Tugu Kraton Yogyakarta
sebagai penjelmaan Lingga (laki-laki) dan Panggung Krapyak sebagai penjelmaan
Yoni (perempuan). Kraton Yogyakarta sebagai lambang badan jasmani manusia yang
berasal dari laki-laki dan perempuan. Sehingga Lingga + Yoni = Kraton
Yogyakarta.
***
No comments:
Post a Comment